Home » » 10 permainan tradisional yang sudah jarang dimainkan

10 permainan tradisional yang sudah jarang dimainkan

Seiring dengan berjalannya waktu dan perubahan jaman, kini permainan permainan yang dulu sering kita mainkan waktu kecil kini mulai terlupakan.. coba sajah perhatikan secara nyata bahwa kenyataannya anak kecil jaman sekarang sudah mulai bermain dengan hal hal yang berbau tekhnologi.. Seperti Internet, Game Online, PC Game bahkan Jejaring Sosial, malah anak anak jaman sekarang tidak tau nama atau pun bentuk permainan tradisional

nah inilah 10 permainan tradisional yang sudah jarang di mainkan di jaman sekarang.

1.Pletokan
anakkecilmaincetoran.jpg

Pletokan dibuat dari bambu, panjang 30 cm dengan diameter 1-1/2 cm. Bambu dipilih yang kuat dan tua supaya tidak cepat pecah. Bambu dibagi dua. Untuk penyodok, bambu diraut bundar sesuai dengan lingkaran laras dan bagian pangkal dibuat pegangan sekitar 10 cm. Potongan bambu yang lain, ujungnya ditambahkan daun pandan atau daun kelapa yang dililit membentuk kerucut supaya suaranya lebih nyaring. Peluru dibuat dari kertas yang dibasahkan, kembang, atau pentil jambuair. Peluru dimasukkan ke lubang laras sampai padat lalu disodok. Peralatan yang dibutuhkan berupa bambu diameter 1 atau 1,5 cm dan panjang 30-40 cm sebagai laras bedil (bentuk pipa) dan sebagai tolak adalah batangan belahan bambu yang dihaluskan. Sebagai peluru: bunga jambuair, kertas, daun-daunan dan sejenisnya .

2. Petak Umpet
petak+umpet.jpg

Petak umpet atau disebut “jumpritan” dalam bahasa jawa. Petak umpet biasanya dimainkan oleh 2 orang atau lebih. Untuk menentukan siapa yang harus jaga, biasaya dilakukan dengan cara “hompimpah” atau dengan “kacang-kacang panjang”. Apabila ada yang kalah, maka harus jaga dan teman-teman yang lain bersembunyi. Tugas penjaga adalah mencari teman-teman yang bersembunyi hingga ketemu dan berhati-hati agar teman yang bersembunyi tidak sampai melakukan “jumprit”. Apabila hal tersebut terjadi maka ia harus kembali berjaga lagi.

3. Bentengan
benteng2an.jpg

Benteng adalah permainan yang dimainkan oleh dua grup, masing-masing terdiri dari 4 sampai dengan 8 orang. Masing-masing grup memilih suatu tempat sebagai markas, biasanya sebuah tiang, batu atau pilar sebagai 'benteng'.
Cara bermainnya anak-anak dibagi menjadi 2 buah kelompok yang terdiri dari 3 – 5 anak. Pertama salah satu anak dalam kelompok berlari terlebih dahulu, kemudian kelompok lainnya mengejar dan seterusnya. Apabila ada anak yang terpegang maka dianggap kena atau menjadi tahanan. Untuk menentukan kelompok mana yang menjadi pemenang adalah kelompok mana yang bisa memegang benteng musuh tetapi tidak boleh tertangkap oleh penjaga benteng musuh. Dan hukuman bagi musuh yang kalah adalah menggendong pemenang bolak-balik dari benteng satu kebenteng yang lain.

3. Egrang
201fegrangf.jpg

Egrang atau jangkunganadalah galah atau tongkat yang digunakan seseorang agar bisa berdiri dalam jaraktertentu di atas tanah. Egrang berjalan adalah egrang yang diperlengkapi dengan tangga sebagai tempat berdiri, atau tali pengikat untuk diikatkan ke kaki, untuk tujuan berjalan selama naik di atas ketinggian normal. Di dataran banjir maupun pantaiatau tanah labil, bangunan sering dibuat di atas jangkunganuntuk melindungi agar tidak rusak oleh air, gelombang, atau tanah yang bergeser. Jangkungan telah dibuat selama ratusan tahun[1]. Egrang di Indonesia biasa dimainkan ataupun dilombakan saat peringatan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, 17 Agustus. Egrang dengan versi lain jugadimainkan pada saat upacara sunatan.

4. Sepak Tekung
permainan-tradisional.jpg

Permainan sepak tekung sebenarnya hampir sama dengan permainan petak umpet. Yang membedakannya dalam sepak tekung anak- anak harus mempunyai bola atau pecahan genting sebagai medianya. Jadi si penjaga bertugas mencari teman yang bersembunyi sambil tetap menjaga bola agar tidak ditendang atau pecahan genting yang disusun tidak dijatuhkan oleh teman. Bila hal tersebut terjadi maka ia harus berjaga kembali.

5. Kelereng
bermain-kelereng.jpg

Kelereng dengan berbagai sinonim gundu, keneker, kelici, guli adalah bola kecil dibuat dari tanah liat, marmer atau kaca untuk permainan anak-anak. Ukuran kelereng sangat bermacam-macam. Umumnya ½ inci (1.25 cm) dari ujung ke ujung. Kelereng kadang- kadang dikoleksi, untuk tujuan nostalgia dan warnanya yang estetik.
Cara permainannya dengan menggambar segitiga sama kaki ditanah kemudian masing-masing pemain meletakkan sebuah kelerengnya diatas gambaran segitiga tersebut. Buah pasangan namanya, buah kelereng yang dipertaruhkan,Permainan dimulai dengan cara masing-masing pemain menggunakan sebuah kelereng sebagai gacoannya lalu melempar buah pasangan tersebut dari jarakdua atau tiga meter .Pemain secara bergantian melempar sesuai urutan berdasarkan hasil undian dengan adu sut jaritangan Pelemparan gaco dilakukan dengan membidik dan melempar keras dengan maksud mengenai buah pasangan atau agar hasil lemparan mendarat dilapangan permainan terjauh. Selanjutnya yang mengawali permainan adalah siapa yang berhasil mengenai buah pasangan, dialah mendapat giliran pertama.. Kalau tidak ada yang mengenai buah pasangan ,maka yang mulai bermain adalah gacoannya yang terjauh. Pemain harus berusaha menghabiskan buah pasangan diporces pada saat giliran bermain.

6. Gatrik
gatriklarge1.jpg

Gatrik atau Tak Kadal pada masanya pernah menjadi permainan yang populer di Indonesia. Merupakan permainan kelompok, terdiri dari dua kelompok.
Permainan ini menggunakan alat dari dua potongan bambu yang satu menyerupai tongkat berukuran kira kira 30 cm dan lainnya berukuran lebih kecil. Pertama potongan bambu yang kecil ditaruh di antara dua batu lalu dipukul oleh tongkat bambu, diteruskan dengan memukul bambu kecil tersebut sejauh mungkin, pemukul akan terus memukul hingga beberapa kali sampai suatu kali pukulannya tidak mengena/luput/meleset dari bambu kecil tersebut. Setelah gagal maka orang berikutnya dari kelompok tersebut akan meneruskan. Sampai giliran orang terakhir. Setelah selesai maka kelompok lawan akan memberi hadiah berupa gendongan dengan patokan jarakdari bambu kecil yang terakhir hingga ke batu awal permainan dimulai tadi. Makin jauh , maka makin enak digendong dan kelompok lawan akan makin lelah menggendong.

7. Lompat Tali
lompatan+karet.jpg

Permainan ini sudah tidak asing lagi tentunya, karena permainan lompat tali ini bisa di temukan hampir di seluh indonesia meskipun dengn nama yang berbeda-beda. permainan lompat tali ini biasanya identik dengan kaum perempuan. tetapi jugatidak sedikit anak laki- laki yang ikut bermain.
Permainan lompat tali tergolong sederhana karena hanya melompati anyaman karet dengan ketinggian tertentu. Jika pemain dapat melompati tali-karet tersebut, maka ia akan tetap menjadi pelompat hingga merasa lelah dan berhenti bermain. Namun, apabila gagal sewaktu melompat, pemain tersebut harus menggantikan posisi pemegang tali hingga ada pemain lain yang jugagagal dan menggantikan posisinya.

8. Ular Naga
ularnaga.jpg

Ular Naga adalah satu permainan berkelompok yang biasa dimainkan di luar rumah di waktusore dan malam hari. Tempat bermainnya di tanah lapang atau halaman rumah yang agak luas. Lebih menarik apabila dimainkan di bawah cahaya rembulan. Pemainnya biasanya sekitar 5-10 orang, bisa jugalebih, anak-anak umur 5-12 tahun (TK - SD).
Anak-anak berbaris bergandeng pegang 'buntut', yakni anak yang berada di belakang berbaris sambil memegang ujung baju atau pinggang anak yang di mukanya. Seorang anak yang lebih besar, atau paling besar, bermain sebagai "induk" dan berada paling depan dalam barisan. Kemudian dua anak lagi yang cukup besar bermain sebagai "gerbang", dengan berdiri berhadapan dan saling berpegangan tangan di atas kepala. "Induk" dan "gerbang" biasanya dipilih dari anak-anak yang tangkas berbicara, karena salah satu daya tarik permainan ini adalah dalam dialog yang mereka lakukan.

9. Engklek
engklek.jpg

Permainan engklek merupakan permainan tradisional lompat–lompatan pada bidang– bidang datar yang digambar diatas tanah, dengan membuat gambar kotak-kotak kemudian melompat dengan satu kaki dari kotak satu kekotak berikutnya. Permainan engklek biasa dimainkan oleh 2 sampai 5 anak perempuan dan dilakukan di halaman. Namun, sebelum kita memulai permainan ini kita harus mengambar kotak- kotak di pelataran semen, aspal atau tanah, menggambar 5 segi empat dempet vertikal kemudian di sebelah kanan dan kiri diberi lagi sebuah segi empat.

10. Congklak
congklak.JPG

Congkak adalah suatu permainan tradisional yang dikenal dengan berbagai macam nama di seluruh Indonesia. Biasanya dalam permainan, sejenis cangkang kerang digunakan sebagai biji congklak dan jikatidak ada, kadangkala digunakan jugabiji-bijian dari tumbuh-tumbuhan.
Permainan congklak dilakukan oleh dua orang. Dalam permainan mereka menggunakan papan yang dinamakan papan congklak dan 98 (14 x 7) buah biji yang dinamakan biji congklak atau buah congklak. Umumnya papan congklak terbuat dari kayu dan plastik, sedangkan bijinya terbuat dari cangkang kerang, biji- bijian, batu-batuan, kelereng atau plastik. Pada papan congklak terdapat 16 buah lobang yang terdiri atas 14 lobang kecil yang saling berhadapan dan 2 lobang besar di kedua sisinya. Setiap 7 lobang kecil di sisi pemain dan lobang besar di sisi kananya dianggap sebagai milik sang pemain.

sebenernya masih banyak permainan tradisional yang mulai punah, tapi itulah rangkuman 10 permainan tradisional yang sudah jarang dimainkan.

1 komentar:

terimakasih atas kunjungan nyah....silahkan tinggalkan komentar jika anda berkenan...